Dalam skenario penyelamatan dengan tekanan tinggi, seperti penurunan cepat, tali terkena gaya dinamis yang dapat menyebabkan tekanan signifikan dan potensi kegagalan. Untuk mengatasi hal ini, tali penyelamat kebakaran dirancang dengan fitur peredam kejut terintegrasi. Hal ini dapat mencakup inti atau lapisan penghambur energi khusus yang terbuat dari bahan yang menyerap dan mendistribusikan kekuatan benturan yang tiba-tiba. Inti sering kali dibuat dari bahan seperti serat nilon atau aramid yang sangat elastis, memberikan fleksibilitas sekaligus menahan pemanjangan. Penyerapan energi ini membantu mengurangi sentakan atau guncangan tiba-tiba yang mungkin ditularkan ke pengguna dan tali. Dengan memitigasi gaya-gaya ini, tali memastikan penurunan yang lebih mulus dan mengurangi risiko cedera pada orang yang menggunakannya. Kemampuan menyerap guncangan membantu mencegah tali putus saat terkena beban tinggi, yang sangat penting selama evakuasi darurat.
Kekuatan tarik merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan tali untuk menahan gaya ekstrim, terutama saat turun dengan cepat atau kejadian berdampak tinggi. Tali penyelamat kebakaran dibuat menggunakan bahan dengan kekuatan tarik yang sangat tinggi, seperti serat aramid (misalnya Kevlar) atau poliamida berkekuatan tinggi (nilon). Bahan-bahan ini dipilih karena ketahanannya yang luar biasa terhadap kerusakan akibat tekanan. Dalam situasi darurat, ketika berat pengguna dikombinasikan dengan beban kejut dapat menghasilkan gaya yang besar, tali harus menjaga integritas strukturalnya tanpa pemanjangan atau kegagalan yang berlebihan. Daya tahan bahan yang digunakan juga memastikan bahwa tali dapat bertahan digunakan berulang kali tanpa penurunan kualitas yang signifikan, sehingga memberikan keandalan seiring berjalannya waktu. Kombinasi kekuatan tarik tinggi dan daya tahan memastikan tali dapat menangani tuntutan operasi penyelamatan, termasuk berhenti mendadak dan perpindahan beban dengan cepat selama evakuasi.
Konstruksi kernmantle adalah salah satu desain yang paling umum digunakan pada tali penyelamat kebakaran. Struktur ini terdiri dari dua komponen berbeda: inti (inti dalam) dan mantel (selubung luar). Kern biasanya terbuat dari serat berkekuatan tinggi seperti nilon atau aramid, yang memberikan kapasitas penahan beban utama pada tali. Ini dirancang untuk menahan peregangan dan menyerap gaya yang dihasilkan selama penurunan cepat. Sebaliknya, mantel biasanya terbuat dari bahan tahan abrasi, seperti poliester atau poliamida, yang melindungi inti dari kerusakan akibat faktor eksternal seperti gesekan, panas, atau permukaan kasar. Konstruksi ini memastikan bahwa bahkan dalam kondisi stres tinggi, seperti turun dengan cepat atau ketika tali mengalami sentakan atau abrasi secara tiba-tiba, tali tetap mempertahankan kekuatan dan kinerjanya. Selubung ini memberikan ketahanan terhadap keausan eksternal, memastikan inti tetap terlindungi dari sayatan atau bentuk kerusakan fisik lainnya yang dapat mengurangi kekuatannya.
Dalam situasi penyelamatan kebakaran, tali pelepasan mungkin terkena panas ekstrem, asap, atau bahkan nyala api terbuka. Oleh karena itu, ketahanan terhadap panas merupakan karakteristik penting dari tali penyelamat kebakaran. Bahan yang digunakan pada tali ini, seperti aramid (misalnya Kevlar) dan nilon tahan suhu tinggi, dipilih secara khusus karena kemampuannya menahan panas tanpa degradasi yang signifikan. Serat-serat ini dapat menahan paparan singkat terhadap suhu tinggi, seperti saat turun melalui area yang dipenuhi asap atau kebakaran, sehingga memastikan bahwa tali tetap utuh dalam kondisi ekstrem. Selain itu, beberapa tali dilapisi atau diolah dengan senyawa tahan api yang meningkatkan ketahanan panasnya, sehingga lebih aman untuk digunakan di lingkungan yang suhu lingkungannya mungkin melebihi kondisi pengoperasian normal. Ketahanan terhadap panas ini memastikan bahwa tali tidak melemah atau terbakar selama keadaan darurat kebakaran, sehingga pengguna dapat mengandalkannya untuk melarikan diri dengan aman.